Magelang, 26 s/d 29 Oktober 2022, bertempat di Aula Panti Pelayanan Sosial  Anak Kumuda Putra Putri Kota Magelang sebanyak 30 (tiga puluh) KPM PKH mengikuti Pelatihan Budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly).

Kegiatan ini merupakan kerjasama Balai Besar Pendidikan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta dengan Dinas Sosial Kota Magelang dalam pemberdayan KPM kewirausahaan sosial budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly).

Pelatihan bertujuan memberikan motivasi jiwa berwirausaha, dilanjutkan pemberian materi pengenalan sampah organik, praktik budidaya maggot, teknik pengolahan produk, pengolahan eco enzyme, pembukuan keuangan sederhana, strategi pengembangan kewirausahaan, packaging, dan pemasaran maggot BSF secara offline maupun online.

Hadir sebagai narasumber pengusaha maggot Kota Magelang Yuswinto, Achmad Mashud; pengusaha maggot Kota Yogyakarta Nurmuntaha, Tommy Wahyu Pradana,  Neni Widuri Lestari dan Konsultan Bisnis UMKM Kota Magelang Novita Budi Kurniatri.

Untuk materi Packaging disampaikan Ir. Monica Harijati H (Pahlawan Ekonomi Surabaya), sedangkan materi pemasaran maggot BSF secara online maupun offline disampaikan oleh Joana Bernice Helga, S.Pd.

Latar belakang dipilihnya pelatihan budidaya maggot karena memiliki banyak manfaat, bisa dipakai sebagai pengganti pelet atau digunakan untuk memberi makan ikan, serta bisa untuk pengganti makan ayam. Dengan naiknya harga makan ikan dan ayam, maggot menjadi solusi untuk menggantikannya.

Maggot memiliki kandungan protein yang sangat tinggi, bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Disamping sangat mudah untuk membudidayakannya, maggot hanya perlu diberi makan dengan sampah organik. Maggot sangat membantu dalam pengolahan sampah organik, mengurai sampah organik juga sangat membantu pemerintah dalam mengurangi sampah.

Sebagai informasi bahwa 1 maggot dapat mengolah 2-5 kali bobot tubuhnya sendiri, bisa dibayangkan 500 kg maggot dapat mengurai 2 ton sampah organik. Maggot dapat juga diolah menjadi Maggot kering, minyak maggot, tepung maggot, pellet maggot, dan cara pengolahan pun sangat mudah, serta maggot olahan bisa menambah harga jualnya menjadi berkali lipat, dan menambah minat pembeli.

Harapan kedepan KPM PKH termotivasi untuk berwirausaha budidaya maggot, karena secara operasional sangat murah. Dengan kondisi besarnya permintaan maggot sebagai alternatif pakan ternak, bisa kita sampaikan bahwa dari sampah bisa menjadi rupiah.

Dukungan narasumber dalam monitoring dan pendampingan budidaya maggot akan dilaksanakan secara berkala kepada KPM PKH.

(Sasongko Dwi Kurniawan, S.Pd /Pendamping PKH Kota Magelang)